TO PROVE THAT THEIR ANTI COMUNIST ACTIONS ARE AS GOOD AS THEIR INTENSIONS,INDONESIAN REPUBLICANS WOULD UP BUSY WEEK BY ANNOUNCING THE EXECUTION OF MOSCOW TRAINED INDONESIAN COMMUNIST TAN MALAKA, THE SLENDER ,SMOOTH SKINNED INDONESIAN COMMUNIST LEADER WHO HAD UNGRACIOUSLY REFUSED TO COMPLY WITH ATLEAST FOUR PREVIOUS PEPUBLICAN REPORTS FOR HIS DEATH .
THIS TIME THE REPUBLICAN DRESSED THEIR ACCOUNT OF TAN'S EXECUTION WITH DETAILS .TAN THEY SAID WAS EXECUTED BY A FIRING SQUAD APRIL 9 NEAR BLITAR IN EAST JAWA .THE REPUBLICANS ALSO REPORTED THAT THEY HAD EXECUTED THREE OTHER COMMUNIST CHIEFTAINS FOR PRIMEIR AMIR SYARIFUDDIN, R.M. SURIPINO, A FORMER REPUBLICAN DIPLOMAT AND A COMMUNIST PARTY SECVRETARY NAMED HADJONO
LANGIT ATAP RUMAHNYA ,RUMPUT KUBURNYA
MORTIR,MITRALIJUR ,KARABIN BANTALNYA
ATAU DENGAN GRANIT DAN BAMBU RUNCINGNYA
DALAM PANAS HUJAN DIA BERBARING
TAN MALAKA
Debat Syekh Ahmad Surkati dan Semaun (SI Merah)
Di tengah-tengah suasana Muktamar Islam di Cirebon, diadakan
perdebatan antara Al-Irsyad dan Syarekat Islam Merah, dengan tema:
“Dengan apa Indonesia ini bisa merdeka. Dengan Islamisme kah atau
Komunisme?” Al-Irsyad diwakili oleh Syekh Ahmad Surkati, Umar Sulaiman
Naji dan Abdullah Badjerei, sedang SI Merah diwakili Semaun, Hasan, dan
Sanusi.
Selaku penganut paham Pan Islam, tentu Syekh Ahmad Surkati bertahan
dengan Islamisme. Semaun berpendirian, hanya dengan komunisme lah
Indonesia bisa merdeka. Dua jam perdebatan berlangsung, tidak ditemukan
titik temu. Namun Syekh Ahmad Surkati ternyata menghargai positif
pendirian Semaun. “Saya suka sekali orang ini, karena keyakinannya yang
kokoh dan jujur bahwa hanya dengan komunisme lah tanah airnya dapat
dimerdekakan!”
Peristiwa ini sekaligus membuktikan bahwa para pemimpin Al-Irsyad pada tahun 1922 sudah berbicara masalah kemerdekaan Indonesia!
No comments:
Post a Comment